Kamis, 17 Oktober 2013

Your Smile

Tulisan ini diikutkan ke dalam lomba ‘Novel Always With Me by Hyun Go Wun’.





Lee Chae Rin, seorang gadis dengan tubuh besar. Ia tengah asyik melahap snacknya disaat teman-temannya yang lain tengah bersorak sorai mendukung tim basketnya supaya menang. Ia justru cuek, seolah tak peduli.

“Hwang Tae Joon….Huaa,, daebaaaak!!” disampingnya, Kim Hanna begitu antusias menonton pertandingan itu. Chaerin hanya mencibir.

Sejenak Chae Rin ikut memperhatikan lelaki itu. Hwang Tae Joon. Ia begitu tampan dan pandai bermain basket. Sosok seorang pangeran. Semua gadis di sekolah Chae Rin sangat menggilainya.

“Cih, apa hebatnya namja itu. Dia itu lebih mirip sampah dibandingkan pangeran…”

Hanna yang mendengar makian Chae Rin itu langsung melototinya tak terima.

“Ya, kau fikir kau siapa berani menghina pangeran kami? Urus saja cemilan-cemilanmu yang tak pernah habis itu. Kau tidak sadar, tubuhmu lama-lama pasti akan meledak…”

“Ya!!” Chae Rin tak terima dengan ucapan sahabatnya itu.

Tapi sedetik kemudian, sahabatnya sudah kembali fokus pada pertandingan.

“Kyaaaa… Hwang Tae Joonnn…” teriaknya kembali histeris.

“Hwang Tae Joon… Hwang Tae Joon… Hwang Tae Joon…” seluruh penonton meneriakkan nama namja itu.

Hwang Tae Joon mendribble bolanya. Keringatnya mengalir dari wajah tampannya. Ia dengan sigap bisa melewati lawannya, dan hanya dengan beberapa langkah, ia berhasil memasukkan bola kedalam ring.

Suara teriakan dan tepuk tangan terdengar dari para penonton. Hwang Tae Joon berpelukkan bersama teman-temannya. Tatapan Tae Joon tiba-tiba beralih kearah penonton. Ia membungkuk mengucapkan terimakasih. Namun sudut matanya seperti sedang mencari seseorang. Seseorang yang sangat mudah dikenali.

Hwang Tae Joon melambaikan tangan kearahnya, Lee Chae Rin. Tapi gadis itu malah menatapnya tak percaya. Benarkah Hwang Tae Joon melambai kearahnya? Tapi ia sungguh merasakan tatapan dan senyum itu tepat mengarah kearahnya.

“Kyaaa…. Lihat lihat. Hwang Tae Joon melambai kearahku…” teriak Hanna yang membuat Chae Rin langsung membuang fikirannya jauh-jauh.

“Dasar sampah!!” umpat Chae Rin membanting snacknya. Ia lantas pergi meninggalkan Hanna.

“Ya, Lee Chaerin, kau mau kemana hah?”

Chaerin mengangkat tangannya seolah tak mempedulikannya.

*

Tae Joon menatap gadis yang tengah asyik memakan snack-nya di balkon. Ia  tersenyum. Gadis itu, entah sejak kapan ia merebut perhatian Tae Joon.

“Ya, Hwang Tae Joon, apa yang kau lakukan disini?” Chae Rin menyadari keberadaan Tae Joon.

Tae Joon tersenyum, “Ani. Geunyang…

Chae Rin seolah tak mempedulikan Tae Joon dan kembali memakan snack-nya.

Tae Joon menghela nafas melihat sikap Chae Rin. Ia kemudian mendekati Chae Rin dan duduk di sebelahnya.

“Ya!! Pergilah. Aku sedang tidak ingin melihatmu saat ini.” Ucap Chae Rin ketus.

Wae?” Tae Joon dengan sigap mengambil alih snack dari tangan Chae Rin. Ia memakan snack itu. “Hmm, enak. Pantas saja kau sangat menyukainya…”

Ada apa dengan namja ini? Batin Chae Rin.

“Kembalikan!” Chae Rin berusaha mengambil snack-nya kembali. Namun Tae Joon tak memberikannya dengan mudah.

“Ya!!” teriak Chae Rin kesal.

“Aku akan mengembalikannya tapi dengan satu syarat.”

Chae Rin menatap Tae Joon. Dalam diam, ia mengagumi ketampanan namja itu.

“Kau… harus jadi pacarku.”

Mwo??” Chae Rin terbelalak tak percaya. “Apa kau sudah gila??”

Ani. Aku hanya menyukaimu…”

“Aiiissh…” Chae Rin berdiri dan melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.

“Ya, kau belum menjawabku.” Tae Joon menarik tangannya.

Chae Rin menghempaskan tangan Tae Joon. “Ya, Hwang Tae Joon! Apa kau sedang main-main denganku? Apa kau fikir ini lucu? Aku tidak bodoh. Mana mungkin namja tampan dan digilai semua yeoja di sekolahan ini menyukai gadis bertubuh besar sepertiku. Micheosso??

Tae Joon terdiam. Sedetik kemudian ia tertawa. Chae Rin menutup mulutnya sendiri menyadari ucapannya yang terlalu jujur.

“Jadi… Jadi… Kau menganggapku tampan? Hahahaha…” Tae Joon terus tertawa.

“Ya, geumanhae…” Chae Rin memukuli pundak Tae Joon kesal.

Araseo… Arasseo… Geumanhaja…” Tae Joon akhirnya menghentikan tawanya.

“Ya, Lee Chae Rin. Kau sudah tertangkap basah. Berarti, kau harus mau menjadi pacarku. Ara?

Chae Rin terdiam. Matanya tak bisa lepas dari tatapan Tae Joon. Tanpa sadar ia tersenyum. Tae Joon ikut tersenyum. Ia tahu, meski Chae Rin berbeda dari yeoja lain karena tubuhnya yang besar, namun senyum Chae Rin, sungguh tak akan ada yang sanggup menandinginya.

-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar