Tulisan ini diikutkan ke dalam lomba ‘Novel Always With Me by Hyun Go Wun’.
Lee
Chae Rin, seorang gadis dengan tubuh besar. Ia tengah asyik melahap snacknya
disaat teman-temannya yang lain tengah bersorak sorai mendukung tim basketnya
supaya menang. Ia justru cuek, seolah tak peduli.
“Hwang
Tae Joon….Huaa,, daebaaaak!!” disampingnya, Kim Hanna begitu antusias menonton
pertandingan itu. Chaerin hanya mencibir.
Sejenak
Chae Rin ikut memperhatikan lelaki itu. Hwang Tae Joon. Ia begitu tampan dan
pandai bermain basket. Sosok seorang pangeran. Semua gadis di sekolah Chae Rin
sangat menggilainya.
“Cih,
apa hebatnya namja itu. Dia itu lebih mirip sampah dibandingkan pangeran…”
Hanna
yang mendengar makian Chae Rin itu langsung melototinya tak terima.
“Ya,
kau fikir kau siapa berani menghina pangeran kami? Urus saja cemilan-cemilanmu
yang tak pernah habis itu. Kau tidak sadar, tubuhmu lama-lama pasti akan
meledak…”
“Ya!!”
Chae Rin tak terima dengan ucapan sahabatnya itu.
Tapi
sedetik kemudian, sahabatnya sudah kembali fokus pada pertandingan.
“Kyaaaa…
Hwang Tae Joonnn…” teriaknya kembali histeris.
“Hwang
Tae Joon… Hwang Tae Joon… Hwang Tae Joon…” seluruh penonton meneriakkan nama
namja itu.
Hwang
Tae Joon mendribble bolanya. Keringatnya mengalir dari wajah tampannya. Ia
dengan sigap bisa melewati lawannya, dan hanya dengan beberapa langkah, ia
berhasil memasukkan bola kedalam ring.
Suara
teriakan dan tepuk tangan terdengar dari para penonton. Hwang Tae Joon
berpelukkan bersama teman-temannya. Tatapan Tae Joon tiba-tiba beralih kearah
penonton. Ia membungkuk mengucapkan terimakasih. Namun sudut matanya seperti
sedang mencari seseorang. Seseorang yang sangat mudah dikenali.
Hwang
Tae Joon melambaikan tangan kearahnya, Lee Chae Rin. Tapi gadis itu malah
menatapnya tak percaya. Benarkah Hwang Tae Joon melambai kearahnya? Tapi ia
sungguh merasakan tatapan dan senyum itu tepat mengarah kearahnya.
“Kyaaa….
Lihat lihat. Hwang Tae Joon melambai kearahku…” teriak Hanna yang membuat Chae
Rin langsung membuang fikirannya jauh-jauh.
“Dasar
sampah!!” umpat Chae Rin membanting snacknya. Ia lantas pergi meninggalkan
Hanna.
“Ya,
Lee Chaerin, kau mau kemana hah?”
Chaerin
mengangkat tangannya seolah tak mempedulikannya.
*
Tae
Joon menatap gadis yang tengah asyik memakan snack-nya di balkon. Ia tersenyum. Gadis itu, entah sejak kapan ia
merebut perhatian Tae Joon.
“Ya,
Hwang Tae Joon, apa yang kau lakukan disini?” Chae Rin menyadari keberadaan Tae
Joon.
Tae
Joon tersenyum, “Ani. Geunyang…”
Chae
Rin seolah tak mempedulikan Tae Joon dan kembali memakan snack-nya.
Tae
Joon menghela nafas melihat sikap Chae Rin. Ia kemudian mendekati Chae Rin dan
duduk di sebelahnya.
“Ya!!
Pergilah. Aku sedang tidak ingin melihatmu saat ini.” Ucap Chae Rin ketus.
“Wae?” Tae Joon dengan sigap mengambil
alih snack dari tangan Chae Rin. Ia memakan snack itu. “Hmm, enak. Pantas saja
kau sangat menyukainya…”
Ada apa dengan namja ini?
Batin Chae Rin.
“Kembalikan!”
Chae Rin berusaha mengambil snack-nya kembali. Namun Tae Joon tak memberikannya
dengan mudah.
“Ya!!”
teriak Chae Rin kesal.
“Aku
akan mengembalikannya tapi dengan satu syarat.”
Chae
Rin menatap Tae Joon. Dalam diam, ia mengagumi ketampanan namja itu.
“Kau…
harus jadi pacarku.”
“Mwo??” Chae Rin terbelalak tak percaya.
“Apa kau sudah gila??”
“Ani. Aku hanya menyukaimu…”
“Aiiissh…”
Chae Rin berdiri dan melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.
“Ya,
kau belum menjawabku.” Tae Joon menarik tangannya.
Chae
Rin menghempaskan tangan Tae Joon. “Ya, Hwang Tae Joon! Apa kau sedang
main-main denganku? Apa kau fikir ini lucu? Aku tidak bodoh. Mana mungkin namja
tampan dan digilai semua yeoja di sekolahan ini menyukai gadis bertubuh besar
sepertiku. Micheosso??”
Tae
Joon terdiam. Sedetik kemudian ia tertawa. Chae Rin menutup mulutnya sendiri
menyadari ucapannya yang terlalu jujur.
“Jadi…
Jadi… Kau menganggapku tampan? Hahahaha…” Tae Joon terus tertawa.
“Ya,
geumanhae…” Chae Rin memukuli pundak
Tae Joon kesal.
“Araseo… Arasseo… Geumanhaja…” Tae Joon akhirnya menghentikan tawanya.
“Ya,
Lee Chae Rin. Kau sudah tertangkap basah. Berarti, kau harus mau menjadi
pacarku. Ara?”
Chae
Rin terdiam. Matanya tak bisa lepas dari tatapan Tae Joon. Tanpa sadar ia
tersenyum. Tae Joon ikut tersenyum. Ia tahu, meski Chae Rin berbeda dari yeoja
lain karena tubuhnya yang besar, namun senyum Chae Rin, sungguh tak akan ada
yang sanggup menandinginya.
-The End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar