Rabu, 18 Desember 2013

Lelaki Bisu

Aku sengaja datang ke sekolah lebih pagi. Biasa, kebagian jadwal piket. Namun tak seperti biasanya, aku melihat seseorang sudah datang lebih awal dariku. Dia tengah duduk di bangkunya sambil konsentrasi mengerjakan sesuatu. Mencoret-coret bukunya? Ah, bahkan ia tak menjawab salamku karena terlalu berkonsentrasi.
Aku diam-diam menatap sesosok lelaki yang tengah serius menggambar itu. Wajahnya, rambutnya, wanginya yang tercium sampai tempatku ini, entah kenapa tiba-tiba membuat hatiku bergetar. Sudah sejak lama aku memperhatikannya. Namun, kali ini, perasaan itu seperti menjalar mengalir melalui nadiku.
Degh. Tiba-tiba tatapannya tertuju ke arahku. Mata kami beradu. Ada lesir tak menentu dalam hatiku. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia mengembangkan senyumnya. Manis. Aku hampir meleleh dibuatnya. Tatapan dan senyumannya sungguh membuatku ingin pingsan. Saat itu, aku benar-benar ingin Tuhan menghantikan waktu sejenak. Menyimpan memori ini dalam ingatan waktu biarku bisa mengenang selamanya.
Lelaki itu tiba-tiba bangkit dan mendekatiku. Hatiku semakin berdesir tak karuan. Dalam diam, ia menyerahkan sketsa wajah yang sedari tadi digambarnya. Ternyata gambarku. Aku tersenyum. Dia juga. Tapi kemudian ia segera pergi meninggalkan kelas.
Aku masih disini. Menatap sketsa wajah diriku yang begitu apik digambarnya. Aku membaca tulisan dipojok sketsa itu. “Dalam kebisuan, ku mengagumimu…”. Aku kembali tersenyum. Ah, lelaki bisu itu telah diam-diam membuatku jatuh hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar